Mengenal, Mengerti dan Memahami isi AD & ART Gerakan Pramuka
Ø Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
Ø Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
PENGERTIAN
1. AD/ART merupakan ketentuan dasar dan
ketentuan operasional bagi suatu organisasi yg mencerminkan aspirasi, visi dan
misi Gerakan Pramuka Indonesia
2. Pengikat persatuan dan kesatuan
Gerakan Pramuka dalam prinsip, idealisme, tindaklaku, baik organisatoris,
sosial, maupun budaya
3. Suluh & landasan gerak
organisasi Gerakan Pramuka dalam mencapai tujuannya
4. Landasan manajemen &
pemberdayaan sumberdaya Gerakan Pramuka
FUNGSI
AD/ART merupakan landasan kerja dan
landasan gerak Gerakan Pramuka dalam mewujudkan visi dan misinya.
LANDASAN HUKUM GERAKAN PRAMUKA
·
KEPPRES No 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka,
dengan pertimbangan:
1.
anak-anak dan pemuda Indonesia perlu dididik untuk
menjadi manusia dan warga Negara Indonesia. Yg berkepribadian dan berwatak luhur dst.
2.
untuk mencapai maksud dan tujuan tsb harus dilakukan
dilingkungan anak-anak dan pemuda di samping lingkungan kel. dan sek.
3.
sesuai Tap MPRS No I/MPRS/1960 ttg GBHN dan Tap MPRS
No II/MPRS/1960 tentang Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta
Berencana Tahapan Pertama ’61-’69 mengenai pendidikan pada umumnya dan
pendidikan kepanduan pada khususnya, perlu menetapkan suatu organisasi gerakan
pendidikan kepanduan tunggal untuk diberi tugas melaksanakan pendidikan
tersebut di atas.
SEJARAH SINGKAT AD/ART
GERAKAN PRAMUKA
·
Keppres No 12 Tahun 1971
·
Keppres No 46 Tahun 1984
·
Keppres No 57 Tahun 1988
·
Keppres No 34 Tahun 1999
·
Keppres No 104 Tahun 2004
POKOK-POKOK PENTING
AD/ART GERAKAN PRAMUKA
·
Pembukaan memuat dasar filosofis dan historis
ketentuan dalam AD GP.
·
Eksistensi: Nama, Status dan tempat
·
Asas, Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi
·
Sistem among, PDK, KH, MK, M dan Kiasan dasar
·
Organisasi: anggota, jenjang organisasi, kepengurusan,
Saka, DK, Lemdik, Bimbingan, Pemerikasaan keuangan
·
Musyawarah dan Referendum
·
Pendapatan, kekayaan
·
Atribut GP: bendera, panji, himne dan pakaian seragam
serta tanda-tanda
·
ART, Pembubaran dan perubahan AD.
TUJUAN GERAKAN PRAMUKA
Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka 2004 pasal 4 …. Dan dijabarkan dalam Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka 2004 pasal 4 …. Melalui Kepramukaan :
1. … Membentuk
kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertaqwa serta
berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi…”
2. … Membentuk
sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta
memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi manusia yang
berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan
mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas
pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara…”
ALASAN PENYEMPURNAAN AD GP
·
AD merupakan landasan kerja GP
·
GP dihadapkan pada lingkungan yg berubah serta
tantangan baru
·
Perkembangan kepanduan di seluruh dunia
·
Perlu penyesuaian dengan UU No 22 th 1999, UU No 25 th
1999 dan UU No 23 th 2002 serta UU Sisdiknas.
PERMASALAHAN
·
Penggolongan usia peserta didik
·
Keberadaan kelompok usia Pandega-kaderisasi
·
Otonomi daerah
·
Pembinaan Gudep Berpangkalan di Sekolah/Kampus dan
gudep wilayah serta serta tersedianya pembina yg berkualitas
·
Sistem among
·
Pengembangan Saka Pramuka
HARAPAN
·
Dengan organisasi yang lincah didukung SDM berkualitas
yang menjalankan tugas sesuai prinsip dan metode kepramukaan, GP hadir dan siap
untuk mendidik kader-kader pembangunan yang trampil serta memiliki watak dan
kepribadian mulia.
ASAS, TUJUAN, TUGAS
POKOK, DAN FUNGSI
Pasal 3
1. Gerakan Pramuka berasaskan
Pancasila.
2. Asas Pancasila diwujudkan dalam
sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka.
Pasal 4
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap
pramuka agar:
1. memiliki kepribadian yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani dan rohani;
2. menjadi warga negara yang berjiwa
Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya
sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
lingkungan.
Pasal 5
1. Gerakan Pramuka mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan
tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu membina, dan mengisi kemerdekaan
nasional serta membangun dunia yang lebih baik.
2. Penyelenggaraan pendidikan
kepramukaan tersebut dilaksanakan dengan bimbingan anggota dewasa.
3. Dalam pelaksanaan tugas pokok perlu
dilakukan kerjasama yang baik dengan orangtua dan guru agar terdapat
keselarasan dan kesinambungan dalam pendidikan.
Pasal 6
1. Gerakan Pramuka berfungsi sebagai
organisasi pendidikan nonformal di luar sistem pendidikan sekolah (formal) dan
di luar sistem pendidikan keluarga (informal).
2. Gerakan Pramuka berfungsi pula
sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kaum muda denga menerapkan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta berlandaskan Sistem Among.
3. Pelaksanaan dari fungsi tersebut
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, bangsa
dan negara.
PENYEMPURNAAN BERDASARKAN KEPUTUSAN
MUNAS 2003
·
Alinea 3
Pembukaan, menyesuaikan dgn paradigma baru yg menyertakan kaum muda.
·
Alinea 5
Pembukaan, SISTEM AMONG tidak hanya ditempatkan sbg bagian dari metode kepramukaan
krn ia merupakan sisdiknas.
KETENTUAN YANG DISEMPURNAKAN
·
PASAL 4 AD,
penegasan formulasi tujuan dengan menambahkan …guna mengembangkan dstnya…
·
PASAL 5 AD,
ditambahkan rumusannya shg menjadi…..serta membangun dunia yg lebih baik.
·
PASAL 8 AD, selain
mengatur upaya ditambahkan jg usaha yg dilakukan GP
·
Pasal 9,
Sistem Among
·
Pasal 16,
Pandega masuk dalam kualifikasi anggota dewasa muda
·
Pasal 18,
(a) anggota muda dan angota dewasa……
·
Pasal 20,
(5) Pergantian pengurus…..terdiri dari unsurpengurus lama dan pengurus baru
·
Pasal 21,
SAKA tambah 1 ayat.
·
Pasal 22,
Dewan Kerja
·
Pasal 24,
Bimbingan ayat (4)…..Mabiran yg diketuai oleh Camat/Kepala Distrik
·
Pasal 25,
BPK ayat (3) ada 2 butir
·
Pasal 26,
Musyawarah ayat (1) butir c ttg acara pokok Munas
LIMA UNSUR TERPADU DALAM KEPRAMUKAAN
1.
Prinsip
Dasar Kepramukaan
2.
Metode
Kepramukaan
3.
Kode
Kehormatan Pramuka
4.
Motto
Gerakan Pramuka
5.
Kiasan Dasar
Kepramukaan
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE
KEPRAMUKAAN
1.
Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan
Kepramukaan dari pendidikan lain
2.
Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan
terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.
3.
Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan
kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat.
(AD Gerakan
Pramuka 2004 Pasal 10).
PRINSIP DASAR
KEPRAMUKAAN adalah :
Iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa;
Peduli
terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
Peduli
terhadap diri pribadinya;
Taat Kode
Kehormatan Pramuka.
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN BERFUNGSI :
1.
Norma hidup
seorang anggota Gerakan Pramuka
2.
Landasarn
Kode Etik Gerakan Pramuka
3.
Landasan
Sistem Nilai Gerakan Pramuka
4.
Pedoman dan
Arah Pembinaan Kaum Muda
5.
Landasan
Gerak dan Kegiatan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya
(AD Gerakan Pramuka 2004 pasal 11)
(AD Gerakan Pramuka 2004 pasal 11)
METODE KEPRAMUKAAN
Merupakan cara belajar interaktif progresif melalui :
v Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
v Belajar sambil melakukan
v Sistem berkelompok
v Kegiatan yang menantang dan
meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani
dan jasmani peserta didik
v Kegiatan di alam terbuka
v Sistem Tanda Kecakapan
v Sistem satuan terpisah untuk Putera
dan Puteri
v Kiasaan dasar
(AD Gerakan Pramuka 2004 pasal 12)
(AD Gerakan Pramuka 2004 pasal 12)
MOTTO GERAKAN PRAMUKA
1. Merupakan bagian terpadu proses
Pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap
mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan
Pramuka
2. Motto Gerakan Pramuka : “SATYAKU
KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN”
3. Merupakan Motto tetap dan tunggal
bagi Gerakan Pramuka, sebagai bagian terpadu proses pendidikan,
disosialisasikan baik di dalam maupun di luar Gerakan Pramuka.
KODE KEHORMATAN
1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri
atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan
satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar
Kepramukaan.
2) Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk
Janji yang disebut Satya adalah:
- Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
- Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
- Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
3) Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk
Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah:
- Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
- Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
- Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
- Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
4) Kode Kehormatan Pramuka adalah
Budaya Organisasi Gerakan Pramuka yang melandasi sikap, tingkah laku anggota
Gerakan Pramuka dalam hidup dan kehidupan berorganisasi.
Kode kehormatan bagi Pramuka Penegak terdiri atas:
1) Janji yang disebut Trisatya
selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Trisatya Pramuka Penegak
Demi kehormatanku aku berjanji akan
bersungguh-sungguh:
ü Menjalankan kewajibanku terhadap
Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
ü Menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat
ü Menepati Dasadarma.
2) Ketentuan moral yang disebut
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dasadarma
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil, dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani, dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan
perbuatan.
1.
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
Kode Kehormatan dilaksanakan dengan:
- Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
- Membina kesadaran berbangsa dan bernegara.
- Mengenal, memelihara dan melestarikan lingkungan beserta alam seisinya.
- Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri, baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat, membina persaudaraan dengan Pramuka sedunia.
- Hidup secara sehat jasmani dan rohani.
- Belajar mendengar, menghargai dan menerima pendapat/gagasan orang lain, membina sikap mawas diri, bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah laku sopan, ramah dan sabar.
- Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti maupun sosial, membina kesukarelaan dan kesetiakawanan, membina ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi/mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenal sikap putus asa.
8. Kesediaan dan keikhlasan menerima
tugas yang ditawarkan, sebagai upaya persiapan pribadi menghadapi masa depan,
berupaya melatih keterampilan dan pengetahuan sesuai kemampuannya, riang
gembira dalam menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun tantangan
- Bertindak dan hidup secara hemat, serasi dan tidak berlebihan, teliti, waspada dan tidak melakukan hal yang mubazir, dengan membiasakan hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.
- Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan dan kenyataan, berani dalam kebenaran, berani mengakui kesalahan, memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar, taat terhadap aturan dan kesepakatan
- Membiasakan diri menepati janji, mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku, kesediaan untuk bertanggungjawab atas segala tindakan dan perbuatan, bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi.
- Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati-hati dalam bertindak, bersikap dan berbicara.
2.
Sistem Tanda Kecakapan
1.
Tanda
kecakapan adalah tanda yang menunjukkan keterampilan dan kecakapan tertentu
yang dimiliki seorang anggota muda dan anggota dewasa muda.
2.
Sistem tanda
kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang para Pramuka supaya berusaha
memperoleh keterampilan dan kecakapan.
3.
Setiap
Pramuka wajib berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan yang berguna bagi
kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat.
3. Sistem Satuan Terpisah
Untuk Putera dan Puteri
Sistem Satuan Terpisah dilaksanakan
sebagai berikut:
- Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Puteri, satuan Pramuka Putera dibina oleh Pembina Putera.
- Tidak dibenarkan Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Putera dan sebaliknya, kecuali Perindukan Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina Puteri.
- Jika kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan puteri dan tempat perkemahan putera terpisah; perkemahan puteri dipimpin oleh Pembina Puteri dan perkemahan putera dipimpin oleh Pembina Putera.\
4. Kiasan Dasar
a)
Penggunaan
Kiasan Dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam Kepramukaan, dimaksudkan
untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan perkembangannya yang
mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan.
Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan merangsang
tetapi harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi anggota
muda dan anggota dewasa muda.
b)
Kiasan Dasar
disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran pendidikan dalam
Kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan proses Metode Kepramukaan yang
bersifat tidak memberatkan anggota muda dan anggota dewasa muda tetapi
memperkaya pengalaman.
Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata
angin. Bagian-bagian kompas yang penting antara lain :
1. Dial, yaitu permukaan di mana
tertera angka dan huruf seperti pada permukaan jam.
2. Visir, yaitu pembidik sasaran
3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada
angka
4. Jarum penunjuk
5. Tutup dial dengan dua garis bersudut
45
6. Alat penggantung, dapat juga
digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk menopang kompas pada saat membidik.
Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya
North
=
Utara =
0
North
East
=
Timur Laut =
45
East
=
Timur =
90
South
East
=
Tenggara =
135
South
=
Selatan =
180
South
West
=
Barat Daya =
225
West
=
Barat =
270
North
West
=
Barat Laut =
325
Cara Menggunakan Kompas :
1. Letakkan kompas anda di atas
permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum
tersebut menunjuk ke arah utara magnet.
2. Bidik sasaran melalui visir dengan
kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca pembesar, kira-kira 50 di
mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan mengintai angka
pada dial.
3. Apabila visir diragukan karena
kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada
tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui
kaca pembesar
MORSE
Kode Morse adalah sistem representasi
huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode Morse
diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835.
Kode morse juga digunakan dan
dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan kode
morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse
disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik
dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.
Untuk menghafalkan kode ini digunakan
metode yang mengelompokkan huruf-huruf berdasarkan bagaimana huruf ini diwakili
oleh kode morsenya. Pengelompokan tersebut antara lain Alphabet dengan kode
morse yang berkebalikan antara titik dan garis, misalnya huruf K yang diwakili
oleh -.- berkebalikan dengan huruf R yang diwakili oleh .-. dan alfabet dengan
kode morse berlawanan. Misalnya, huruf A yang diwakili oleh .- dan huruf N yang
diwakili oleh -..
Kemampuan menerima dan mengirimkan
kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda
Kecakapan Khusus. Kode morse juga digunakan sebagai kunci dalam memecahkan
Sandi Rumput.
Kode Morse adalah contoh bentuk
komunikasi digital awal.
Alat dan Cara Pengiriman Isyarat dengan Morse
Kita mengenal berbagai macam cara dan
alat untuk menyampampaikan isyarat morse antara lain sebagai berikut
ALAT
|
CARA
|
Peluit
|
Bunyi
Panjang dan Pendek
|
Bendera
|
Kibaran
Panjang dan Pendek
|
Api/
Cahaya
|
Nyala
Pendek dan Panjang
|
A
s a p
|
Gumpalan
Kecil dan Besar
|
Telegrap
|
Tulisan
Titik dan Garis
|
Cermin
dengan bantuan cahaya matahari
|
Sinar
Sebentar dan Lama
|
Berikut ini aneka arti untuk
pengiriman tanda morse dengan menggunakan peluit atau lainnya :
Untuk menyampaikan isyarat morse
dengan alat bendera dilakukan seperti di bawah ini:
PETA LAPANGAN
Tujuannya
untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan daerah sekitarnya
dalam skala yang lebih kecil.
Peralatan yang perlu dipersiapkan
dalam pembuatan peta lapangan ini adalah : Pensil Teknik 2B, Penggaris panjang, Busur derajat,
Kertas buffalo, Kompas bidik dan Meja kerja
Hal – hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.
1.
Penentuan
Skala
Hal
ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas gambar
yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya
yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
2.
Penentuan
Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah
diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah
lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan
tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.
3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut
Batas Lapangan
Pengukuran
ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti
jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu
dengan sudut yang lainnya.
4. Penggambaran lapangan
Pengerjaan
terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari
pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian
keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan keterangan lainnya.
PIONERING
Bidang Tali Temali
Dalam tali temali kita sering
mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda
sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan
tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu,
balok, bambu dan sebagainya.
Macam simpul dan kegunaannya:
1.
Simpul ujung
tali
Gunanya agar tali pintalan pada
ujung tali tidak mudah lepas
2.
Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali
yang sama besar dan tidak licin
3.
Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali
yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4.
Simpul anyam
berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali
yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5.
Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa
pemotongan
6.
Simpul
kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali
yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7.
Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau
menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya
untuk menarik benda yang cukup besar
9.
Simpul laso
Untuk gambar macam-macam simpul
dapat dilihat di bawah ini:
Macam Ikatan dan Kegunaannya
1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada
kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga digunakan
untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu
sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat
leher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau
benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada
sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk
melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan
untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai
suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali
pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk membukanya
kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi
setangah leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan kaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan
dapat dilihat di bawah ini.
PERALATAN KEMAH
Mau berkemah ? Pahami dulu apa
tujuan berkemah, apakah sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara
kegiatan. Lalu apa saja yang harus dibawa ?
Dan perlengkapan tersebut adalah :
1.
Ransel,
gunakan ransel yang ringan dan anti air.
2.
Pakaian
perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan mempunyai banyak
kantong.
3.
Pakaian
tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk penahan dingin dan sholat,
bagi yang beragama islam.
4.
Jaket
tebal, dari bahan nilon berlapis kain dan berponco.
5.
Kantung
tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras).
6.
Pakaian
cadangan; masukan dalam plastic.
7.
Peralatan
makan; piring, sendok, garpu, gelas/mug, tempat air.
8.
Peralatan
mandi; gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi, sandal, handuk.
9.
Peralatan
masak; misting, kompor spiritus, kompor paraffin.
10. Sepatu; gunakan
sepatu yang menutupi mata kaki.
11. Kaos kaki; membawa
cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic.
12. Sarung tangan; untuk
pelindung dan penahan dingin.
13. Topi.
14. Senter; selain utnuk
penerangan, berguna juga untuk memberi isyarat.
15. Peluit; berguna untuk
berkomunikasi.
16. Korek api; baik itu
korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam tabung bekas film agar aman.
17. Ponco; berguna untuk
jas hujan, tenda darurat, alat tidur dan lain-lain. Jika tidak ada ponco,
bawalah plastic tebal selebar taplak meja.
18. Obat-obatan pribadi.
Kalo kamu berkemah, ya tentu saja
harus bawa tenda dan sebelum berangkat tenda diperiksa dahulu apakah
masih bagus atau sudah banyak dengan lubang/ robek. Berapa kebutuhan tali
dan pasak serta tongkat/ bambo untuk mendirikan tenda. Jika Kotor tenda
harus dicuci dahulu, agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat,
perlengkapan/ barang di cek, jangan ada yang teringgal.
Dalam berkemah harus tahu tujuan,
kebutuhan, kondisi dan situasi saat ini. Waktu lama berkemah, dan lokasi
tujuan ikut menentukan barang apa saja yang harus dibawa, jadi sebaiknya
disesuaikan, tidal semua barang harus dibawa, nanti malah dikira
orang mau pindahan rumah ?
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
Peraturan Baris Berbaris yang
digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan
tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki
tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka.
Adapun baris berbaris tanpa
menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris
Berbaris milik TNI/POLRI .
Apa itu Baris Berbaris ?
1. Baris-Berbaris
a.
Pengertian
Baris
berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
b.
Maksud
dan tujuan
1)
Guna
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung
jawab.
2)
Yang
dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan
pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani
dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3)
Yang
dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4)
Yang
dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
5)
Yang
dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung
resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah
melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
2.
Aba-Aba
a)
Pengertian
Aba-aba
adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut.
b)
Macam
aba-aba
Ada
tiga macam aba-aba yaitu :
1)
Aba-aba
petunjuk
Aba-aba
petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a.
Kepada
Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK
b.
Untuk
amanat-istirahat di tempat – GERAK
2)
Aba-aba
peringatan
Aba-aba
peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a.
Lencang
kanan – GERAK (bukan lancang kanan)
b.
Istirahat
di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)
3)
Aba-aba
pelaksanaan
Aba-aba
pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a)
GERAK
b)
JALAN
c)
MULAI
a.
GERAK:
adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
o
jalan
ditempat -GERAK
o
siap -GERAK
o
hadap
kanan -GERAK
o
lencang
kanan -GERAK
b.
JALAN:
adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
o
haluan
kanan/kiri – JALAN
o
dua
langkah ke depan –
JALAN
o
satu
langkah ke belakang – JALAN
Catatan:
Apabila
gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului
dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
o
maju –
JALAN
o
haluan
kanan/kiri – JALAN
o
hadap
kanan/kiri maju – JALAN
o
melintang
kanan/kiri maju - J ALAN
Tentang istilah: “maju”
- Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.
- Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
- Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
- Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba: hadap kanan/kiri henti GERAK.
- Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kanan henti-GERAK.
Tidak
dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri
maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena
tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada
dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang
bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat
langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan
dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c.
MULAI
: adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.
Contoh:
o
hitung
-MULAI
o
tiga
bersaf kumpul -MULAI
3. Cara memberi aba-aba
a. Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba
harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam
keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b. Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk
si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah
ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat –
GERAK
Pelaksanaanya :
·
Pada
waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
·
Setelah
penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm
keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak
: GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c.
Pada
taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada
waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
·
Pada
taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua)
langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d.
Aba-aba
diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e.
aba-aba petunjuk dan
peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f.
Aba-aba
pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g.
Antara
aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan
besar kecilnya pasukan.
h.
Bila
pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
Teknik Packing Ransel (Carrier)
Teknik packing ransel (carrier) saat mendaki
gunung maupun
kegiatan out bond lainnya sangat diperlukan sehingga barang-barang yang kita
bawa dapat kita bawa dengan ringkas, efisien, rapi. Packing biasa disebut juga dengan pengepakan.
Packing merupakan cara atau teknik
menyusun perlengkapan dalam ransel (carrier).
Dengan packing
(pengepakan) yang baik ransel akan mampu memuat peralatan dengan efisien namun
tetap terasa nyaman dikenakan saat perjalanan.
Prinsip-prinsip packing carrier yang harus diperhatikan antara lain:
¤
Masukkan
matras dalam ransel.
Sebagian
orang memang lebih menyukai menempatkan matras tidur di luar carrier (ransel). Namun
dengan meletakkan matras melingkar di dalam carrier
bentuk ransel akan lebih tegak dan lebih mudah saat melakukan packing (meyusun) ataupun
mengambil barang dari dalam ransel.
¤
Letakkan
barang terberat di paling atas
Dengan
meletakkan barang-barang yang berat di bagian atas, beban terberat ransel akan
jatuh di pundak. Jika tidak, berat badan akan membebani pinggul sehingga kaki
kurang bebas bergerak dan cepat merasa lelah.
¤
Berat
seimbang antara kiri dan kanan
Saat
melakukan packing, letakkan barang sehingga beban antara bagian kiri dan kanan
ransel seimbang. Beban yang tidak seimbang akan mengganggu keseimbangan tubuh
apalagi mengingat jalur pendakian yang biasanya melalui medan-medan yang sulit.
¤
Maksimalkan
ruang-ruang yang ada.
Barang-barang
yang berlubang bagian dalamnya seperti nasting
(panci serba guna) jangan dibiarkan kosong tetapi isilah dengan barang-barang
lain semisal beras, telur dll.
¤
Urutkan
barang sesuai waktu penggunaanya
Barang-barang
yang akan segera dipakai letakkan dibagian atas saat packing. Dan sebaliknya,
barang yang kemungkinan dipakai belakangan dibagian bawah.
¤
Pisah
barang yang sewaktu-waktu diperlukan
Ponco
(jas hujan), PPPK dan obat-obatan adalah barang yang sewaktu-waktu diperlukan
dalam perjalanan. Saat melakukan packing barang-barang ini dapat diletakkan di
bagian atas ransel atau pada kantong-kantong di luar ransel sehingga saat
membutuhkan dapat mengambilnya dengan cepat.
¤
Masukkan
ke kantong plastik
Sebelum
di packing dalam ransel kelompokkan dan masukkan barang-barang ke dalam kantong
plastik yang tidak
tembus air, terutama pakaian tidur atau pakaian cadangan, kertas kertas, buku,
dll.
¤
Lindungi
benda mudah pecah
Benda
mudah pecah seperti telur sebaiknya dimasukkan ke dalam wadah yang kuat.
¤
Hindari
menggantung benda di luar ransel
Matras
ataupun benda lainnya sebaiknya jangan diletakkan di luar ransel.
Menggantungkan benda di luar ransel selain kurang rapi juga beresiko tersangkut
semak atau sejenisnya sehingga akan mengganggu perjalanan
¤
Bawalah
tas tambahan
Bila
memungkinkan bawalah tas tambahan semisal tas kecil yang bisa dikenakan di
paha. Tas ini bisa untuk mewadahi barang-barang yang sering dikeluarmasukkan
semacam kamera saku, obat-obatan, dll.
Para pecinta alam biasa menyebut
teknik pengepakan (packing)
ini sebagai seni. Karena itu, teknik packing ransel atau carrier akan sangat
tergantung pada selera dan keahlian masing-masing. Namun prinsip utama dari
packing adalah menyusun barang dengan efisien, rapi tanpa harus merepotkan
selama perjalanan.
Saya tidak tahu apakah teknik packing
ransel ini dapat diberlakukan juga pada travel
bag atau koper. Terus terang saya tidak mempunyai travel bag maupun koper.
Sejarah Singkat Gerakan Pramuka
A.
Pendahuluan
Kalau
kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari
riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of
Gilwell.
Hal ini
disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara
Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi
gerakan kepramukaan.
B.
Riwayat hidup Baden Powell
Lahir
tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama
powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika
Stephenson masih kecil.
Pengalaman
Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan
menarik diantaranya :
1)
Karena
ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
2)
Dari
kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga
dan lain-lainnya.
3)
Sifat
Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara,
berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
4)
Pengalaman
di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil
mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih
panca indera kepada Kimball O’Hara.
5)
Terkepung
bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan
makan.
6)
Pengalaman
mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja
Dinizulu.
Pengalaman
ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara
muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang
pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya
sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian
dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak
berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8
hari.
Tahun 1910
BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun
1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau
mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal
tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
C.
Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun
1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang
dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For
Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian
berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama
Boys Scout.
Tahun 1912
atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan
untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri
beliau.
Tahun 1916
berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku
The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini
bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918
beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun
1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia).
Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke
pantai bahagia.
Tahun 1920
diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau
mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat
sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden,
Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III di Arrow
Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo,
Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang,
Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson,
Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz
Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton
Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling,
Philipina
Tahun 1963 Jambore X di Marathon,
Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho,
Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri,
Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di
Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di
Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis,
Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract
Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea
Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili,
Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
Tahun 2007 Jambore XXI di Hylands
Park Inggris
Tahun 2011 Jambore XXII di Rikaby,
Swedia
Tahun 15 Jambore XXIII di
kirarahama, Jepang
Tahun
1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat
terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren,
beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai
tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun
1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro
Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia
dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan
Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak
tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut
oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry
(Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi
oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro
Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri
bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab,
Afrika dan Amerika Latin.
Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia
A.
Pendahuluan
Pendidikan
Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang
penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk
itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
B.
Sejarah Singkat Gerakan Pramuka
Gagasan
Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai
negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang
Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang
Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders
Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin
gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia
Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul
bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders
Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche
Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan
adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka
K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran
nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan
seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung
menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI
(Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu
pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak
yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah
tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28
Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.
Sekitar
tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun
dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13
September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI
(Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
Menyadari kelemahan yang ada maka
ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan
Indonesia).
Karena masih
adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan
gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi
gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi
kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana
Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961
tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs
Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam
Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya
badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan
gerakan pramuka dilarang keberadaannya.
C.
Perkembangan Gerakan Pramuka
Ketentuan
dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata
banyak membawa perubahan sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya.
Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari
kota ke desa.
Kemajuan
Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap
tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira
80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun
1961 Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan
kegiatan di bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan
Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional
mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian
diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi
problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan
Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang
partisipasi gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi.
Kemudian perkembangan gerakan pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama
untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan bangsa dengan berbagai instansi
terkait.
D.
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan
Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya
Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada
sekitar tahun 1960.Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat
bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak.
Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan
yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960,
tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana.
Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar
pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang
kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan
menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30).
Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme
(Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan
itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam
itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui,
metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan
yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk
panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof.
Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi
dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu
pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961
tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan
Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada
tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato
Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga,
keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961
tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan
Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor
238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
E. Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan
Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1.
Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili
organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di
Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
·
Diterbitkannya
Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan
Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak
dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang
dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka
dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional,
namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah
untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
·
Pernyataan
para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri
ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada
tanggal 30 Juli
1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
·
Pelantikan
Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk
diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan
Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada
tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
F. Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato
Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\
Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh
masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya
yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan
perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di
dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat
17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk
dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun
demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun
1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan
rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8
orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.Mapinas diketuai
oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.Sementara itu dalam
Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A.
Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan
Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal
14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting
di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel
Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan
berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota
Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah
tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional
Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir
Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14
Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang
setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
G. Gerakan Pramuka Indonesia
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama
organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang
dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang
memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
“Pramuka”
merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang
lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan
Majelis Pembimbing.
Sedangkan
yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah
dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan
watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan
kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
masyarakat dan bangsa Indonesia.
Sifat
Lambang
Pramuka Indonesia yaitu tunas kelapa yang dijahitkan di kerah kiri baju pramuka
(untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang dijahitkan di kerah kanan
baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung sebelah
kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah kanan
kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dijahitkan
di lengan kanan baju Pramuka.
Berdasarkan
resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka
kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
·
Nasional, yang berarti suatu
organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah
menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara.
·
Internasional, yang berarti bahwa
organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan
rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia,
tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
·
Universal, yang berarti bahwa
kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa
apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar
dan Metode Kepanduan.
Fungsi
Dengan
landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
·
Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di
sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena
itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan
yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja
kegiatan menarik.
·
Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa
kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan
keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban
untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan
organisasi.
·
Alat ( means ) bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan
alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga
alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan
kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu
sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
Tujuan
Gerakan
Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan
prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia
dengan tujuan agar;
·
anggotanya
menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental,
moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
·
anggotanya
menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
·
anggotanya
menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
·
anggotanya
menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila,
setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi
angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu
menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan
tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang
dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapaian
tujuan tersebut.
Tugas Pokok
Tugas
pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak
dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat
membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta
mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam
melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu
memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya.
Karena
kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka
disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia
ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan
Pramuka dalam ikut membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti
kebijakan Pemerintah dan segala peraturan perundang-undangannya.
Gerakan
Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga
kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus
memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk
orang tua anggota Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada
satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang
diharapkan orang tua anggotanya dan masyarakat di lingkungannya.
H. Kelompok umur dan tingkatan
Kelompok umur
Kelompok umur adalah sebuah
tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya.
Kelompok dibagi
menjadi 4 :
·
Kelompok
umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka
Siaga
·
Kelompok
umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka
Penggalang
·
Kelompok
umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka
Penegak
·
Kelompok
umur 21 – 25 tahun disebut dengan Pramuka
Pandega
Ada
juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki
kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk
orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka
yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya
adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Tingkatan
Tingkatan
dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan
anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU.
Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki
tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega
hanya satu tingkatan.
·
Tingkatan
Pramuka Siaga :
Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
·
Tingkatan
Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu,
Penggalang Rakit, Penggalang Terap
·
Tingkatan
Pramuka Penegak : Penegak Bantara,
Penegak Laksana
Ada juga sebuah tingkatan khusus yang
disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur
dalam kepramukaan.
I. Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan
Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan
kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell
sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar
dan Metode Kepanduan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui
pendidikan kepanduan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau
remaja sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus diterapkan
secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi
itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan
bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada:
·
Keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
·
Kepedulian
terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
·
Kepedulian
terhadap diri pribadinya;
·
Ketaatan
kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Prinsip dasar
Prinsip
Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka,
ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk
diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan
pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian,
tanggung jawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat.
Metode
Metode Kepramukaan
merupakan cara belajar progresif melalui :
·
Pengamalan
Kode Kehormatan Pramuka;
·
Belajar
sambil melakukan;
·
Sistem
berkelompok;
·
Kegiatan
yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
rohani dan jasmani pesertadidik;
·
Kegiatan
di alam terbuka;
·
Sistem
tanda kecakapan;
·
Sistem
satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
·
Sistem
among.
Metode
Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar
Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode
Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas
unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya
mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang
tercapainya tujuan.
Kode Kehormatan
Kode
Kehormatan Pramuka
yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut
Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip
Dasar Kepramukaan.
Satya
Satya adalah :
·
Janji
yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
·
Tindakan
pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
·
Titik
tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi
dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya”
Dwisatya
Dwisatya adalah satya
yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Trisatya
Demi
kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
·
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti
tatakrama keluarga.
·
setiap
hari berbuat kebajikan.
Trisatya
merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka.
Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap
Pramuka.
Setiap
kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik
untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang
berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya
digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya
dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan
anggota dewasa.
·
Trisatya
untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1.
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
2.
menolong
sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
3.
menepati
Dasadharma
·
Trisatya
untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1.
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
2.
menolong
sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3.
menepati
Dasadarma.
Dharma
Dharma adalah :
·
Alat
proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti
luhur.
·
Upaya
memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati,
mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi
anggota.
·
Landasan
gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang
kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,
saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
·
Kode
Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan
ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian
tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma dibagi menjadi
dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma”
Dwidharma
Dwidarma selengkapnya
berbunyi sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
·
Siaga
berbakti kepada ayah bundanya.
·
Siaga
berani dan tidak putus asa.
Dasadharma
Dasadarma
selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dasadharma
Pramuka itu:
1.
Taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Cinta
alam dan kasih sayang sesama manusia.
3.
Patriot
yang sopan dan kesatria.
4.
Patuh
dan suka bermusyawarah.
5.
Rela
menolong dan tabah.
6.
Rajin,
terampil, dan gembira.
7.
Hemat,
cermat, dan bersahaja.
8.
Disiplin,
berani, dan setia.
9.
Bertanggungjawab
dan dapat dipercaya.
10.
Suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
J. WARNA DAN ARTI KIASAN TKU
1)
Kelopak
bunga kelapa yang mulai merekah, menggambarkan pertumbuhan tanaman,
mengibaratkan Pramuka Siaga yang sedang tumbuh menjadi tunas calon bangsa.
2)
kelopak
bunga diletakkan miring, menggambarkan bunga kelapa yang selalu memperlihatkan sudut
miring terhadap batang pohonnya, mengibaratkan keterikatan Pramuka Siaga dengan
keluarga dan orang tuanya.
3)
Mayang
terurai bertangkai tiga buah, menggambarkan bunga yang sudah mulai berkembang,
indah dan menarik, mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan
bersikap menarik, sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi
dirinya dengan jiwa Pramuka yang berlandaskan pada Trisatya.
4)
Mayang
terurai yang mekar ke samping, mengibaratkan makin terbukanya pandangan Pramuka
Penggalang, dan menerima pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya.
5)
Bintang
bersudut lima mengibaratkan Ketuhanan Yang Mahaesa dan Pancasila.
6)
Dua
buah tunas kelapa yang berpasangan mengibaratkan keselarasan dan kesatuan gerak
Pramuka Penegak dan Pandega, putera dan puteri, yang sedang membina dirinya
sebagai mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk Tuhan, menuju cita-cita bangsa
yang tinggi, setinggi bintang di langit, untuk kemudian mengabdikan dirinya ke
dalam dank e luar organisasi Gerakan Pramuka.
7)
Tanda
Penegak Bantara, Penegak Laksana dan Pandega diletakkan di atas pundak kiri dan
kanan, mengibaratkan pemberian tanggung jawab yang tidak ringan yang dipikulnya
sebagai anggota Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan negara.
Arti warna:
1)
warna
hijau melambangkan kesegaran hidup sesuatu yang sedang tumbuh.
2)
warna
merah melambangkan kemeriahan hidup sesuatu yang sedang berkembang.
3)
warna
kuning dan kuning emas melambangkan kecerahan hidup yang menuju ke keagungan
dan keluhuran budi.
4)
warna
coklat melambangkan kematangan jasmani dan rohani, kedewasaan dan keteguhan.
K. Tanda Pengenal
Macam-macam Tanda
Pengenal
10. Tanda Umum
Dipakai secara umum
oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun
putri.
Macamnya: – Tanda
tutup kepala, – setangan / pita leher, – tanda pelantikan, – tanda harian, –
tanda WOSM.
11. Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan /
Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.
Macamnya: – Tanda
barung / regu / sangga, – gugus depan, – kwartir, – Mabi, – krida, – saka, –
Lencana daerah, – satuan dan lain-lain.
12. Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan
dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi
Gerakan Pramuka.
Macamnya: – Tanda
pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, – sulung, pratama, pradana, –
pemimpin / wakil krida / saka, – Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina,
Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
13. Tanda Kecakapan
Menunjukkan
kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang
Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya: – Tanda
kecakapan umum / khusus, – pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang
dewasa.
14. Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau
penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan
lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan,
masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya: – Peserta
didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. –
Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.
15. Tanda Jasa
16. Sistem Among
Sistem among adalah
sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dengan sejauh
mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak
merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya,
dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri,
kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
17. Sistem Tanda Kecakapan
Tanda kecakapan
adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan yang ingin
dicapai oleh Gerakan Pramuka.
Sistem tanda
kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu cara menggunakan
tanda-tanda untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat
teknis (praktis) maupun yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh
anggota yang memakai tanda-tanda itu.
·
Tanda
Kecakapan Umum.
·
Tanda
Kecakapan Khusus.
L. LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
Lambang Gerakan
adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota
Bentuk
Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka berbentuk / berupa Silluete Tunas Kelapa. (lihat gambar
di samping) Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer
06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Arti kiasan
Lambang Gerakan
Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
1.
Buah
nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah
inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
2.
Buah
nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan
rohaninya kuat dan ulet.
3.
Nyiur
dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu
beradaptasi dalam kondisi apapun
4.
Nyiur
tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita-cita
yang tinggi.
5.
Akar
nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
6.
Nyiur
pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa
dan agama.
7.
Lambang
keris melambangkan senjata tradisional Jawa Tengah
8.
Lambang
10 api yang berkobar melambangkan dasadarma
9.
Padi
dan kapas melambangkan kesuburan dibidang pangan dan sandang
10.
Kode
daerah melambangkan daerah kota daerah
11.
Nama
kabupaten melambangkan kota cabang
12.
Bintang
melambangakan 5 sila pancasila
Penggunaan
·
Lambang
Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir /
Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka
- Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.
- Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila
Gerakan Pramuka
Indonesia adalah
nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan
yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang
memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
“Pramuka”
merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang
lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan
Majelis Pembimbing.
Sedangkan
yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah
dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan
watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan
kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
masyarakat dan bangsa Indonesia.
M. TANDA KECAKAPAN KHUSUS (TKK)
Dalam
kepramukaan, Tanda
Kecakapan Khusus (TKK)
adalah tanda yang diberikan kepada peserta didik sebagai bentuk apresiasi atas
kemampuan seorang peserta didik dalam suatu bidang tertentu. TKK bersifat
opsional bagi peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat memiliki TKK
yang berbeda dari peserta didik lain. TKK jumlahnya saat ini mencapai puluhan,
dan kemungkinan akan ditambah seiring dengan kemajuan teknologi.
Untuk memperoleh
suatu TKK, seorang Pramuka harus mampu menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan
Khusus dalam bidang tersebut.
Pemasangan TKK
TKK dipasang di lengan sebelah kanan baju
seragam, dengan dua pilihan pemasangan, yaitu
·
Melintang,
dua jari dibawah lambang Kwartir Daerah/diatas jahitan bawah lengan, atau
·
Melingkari lambang
Kwartir Daerah dengan komposisi dua buah disebelah kanan lambang Kwartir
Daerah, dua buah disebelah kiri lambang Kwartir Daerah, dan satu buah dibawah
lambang Kwartir Daerah.
Jumlah
TKK yang dapat dikenakan di baju seragam, paling banyak adalah lima buah. Jika
memiliki TKK lebih dari lima buah, maka seorang Pramuka harus
Pengenaan
Selempang
Selempang (disebut juga tetampan) secara umum
hanya dikenakan pada saat upacara resmi, pelantikan, dan momen penting lainnya.
Pada kegiatan-kegiatan biasa atau pada saat latihan rutin biasa, selempang
tidak perlu digunakan. Selempang dipasang mengarah dari kanan atas ke kiri
bawah.
Pembagian TKK
Tanda Kecakapan Khusus di semua tingkatan
peserta didik (penggalang, penegak dan pandega), kecuali siaga, dibagi dalam
lima golongan bidang kecakapan dan memiliki tiga tingkatan.
Golongan Bidang TKK
Lima golongan TKK
tersebut ditandai dengan warna dasar TKK yang berbeda, dan digolongkan menjadi:
TKK Bidang Kesehatan dan
Ketangkasan dengan
warna dasar putih, meliputi:
·
TKK
Gerak Jalan
·
TKK
Pengamat
·
TKK
Penyelidik
·
TKK
Perenang
·
TKK
Juru Layar
·
TKK Juru
Selam
·
TKK
Pendayung
·
TKK Ski Air
·
TKK Pencak
Silat
·
TKK
Posyandu/TKK Keluarga Berencana
TKK Bidang Agama, Mental, Moral,
Spiritual, Pembentukan Pribadi, dan Watak dengan warna dasar kuning, meliputi:
·
TKK Sholat
·
TKK Khatib
·
TKK Qori
·
TKK Muadzin
·
TKK Penabung
·
TKK Doa
·
TKK Gereja
·
TKK Sholat
·
TKK Khatib
·
TKK Qori
·
TKK Muadzin
·
TKK Penabung
·
TKK Doa
·
TKK Gereja
·
TKK
Pelayanan
·
TKK Saksi
Kristus
·
TKK Terang
Alkitab
·
TKK Suluh
Gereja
·
TKK Bhakti
·
TKK
Dharmapala
·
TKK
Wicaksana
·
TKK Dana
Punia
·
TKK Bhakti
·
TKK
Pendididkan KB
·
dan
lain-lain
TKK Bidang Keterampilan Teknik Pembangunan dengan warna dasar hijau, meliputi:
1. TKK Penjilid Buku
2. TKK Juru Potret
3. TKK Juru Kulit
4. TKK Juru Logam
5. TKK Penenun
6. TKK Penangkap Ikan
7. TKK Juru Kebun
8. TKK Peternak Ulat Sutera
9. TKK Peternak Lebah
10. TKK Peternak Kelinci
11. TKK Filateli
12. TKK Pengumpul Lencana
13. TKK Pengumpul Mata Uang
14. TKK Pengumpul Tanaman Kering
15. TKK Pengumpul Tanaman Hidup
16. TKK Juru Masak
17. TKK Pecinta Dirgantara
18. TKK Pembuat Pesawat Model
19. TKK Pengenal Cuaca
20. TKK Komunikasi
21. TKK Penjelajah
22. TKK Juru Peta
23. TKK Juru Navigasi Laut
24. TKK Juru Isyarat Bendera
25. TKK Pelaut
26. TKK Pengembara
27. TKK Petani Padi
28. TKK Penanam Tanaman Hias
29. TKK Petani Cabai
30. TKK Juru Bambu
31. TKK Juru Anyam
32. TKK Juru Kayu
33. TKK Juru Batu
34. TKK Peternak Itik
35. TKK Peternak Ayam
36. TKK Peternak Sapi
37. TKK Peternak Merpati
38. TKK Pengumpul
39. TKK Pengumpul Benda
40. TKK Pengumpul Hewan
41. TKK Juru Semboyan
42. TKK Penjahit
43. TKK Pengendara Sepeda
44. TKK Juru Konstruksi Pesawat Udara
45. TKK Juru Mesin Pesawat Udara
46. TKK Juru Navigasi Udara
47. TKK Juru Evakuasi Mesin
48. TKK Pengenal Pesawat Udara
49. TKK Juru Isyarat Elektronika
50. TKK Juru Isyarat Optika
51. TKK Perencana Kapal
52. TKK Perahu Motor
53. TKK Berkemah
54. TKK Petani Bawang
55. TKK Petani Tanaman Jalar
56. TKK Peternak Belut
57. TKK Peternak Lele
58. TKK Statistika Keluarga Berencana
59. TKK Pengatur Ruangan
60. TKK Pengatur Rumah
61. TKK Pengatur Meja Makan
TKK Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban,
Masyarakat, Perdamaian Dunia, dan Lingkungan Hidup dengan warna
dasar biru, meliputi:
1.
TKK
Pemadam Kebakaran
2.
TKK
Pengatur Lalu Lintas
3.
TKK
Pengamanan Lingkungan
4.
TKK
Penunjuk Jalan
5.
TKK
Juru Bahasa
6.
TKK
Juru Penerang
7.
TKK
Korespondensi
8.
TKK
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
9.
TKK
Penyuluh Padi
10.
TKK
Keadaan Darurat Udara
11.
TKK
Keadaan Darurat Laut
12.
TKK
Pembantu Ibu
13.
TKK
Pengasuh Anak
14.
TKK
Penerima Tamu
15.
TKK
Pendaki Gunung
16.
TKK
Juru Ukur
17.
TKK
Kependudukan
18.
TKK
Pendataan Keluarga Berencana
19.
TKK
Kesejahteraan Keluarga
TKK Bidang Patriotisme
dan Seni Budaya dengan
warna dasar merah, meliputi:
1. TKK Dirigen
2. TKK Penyanyi
3. TKK Pelukis
4. TKK Juru Gambar
5. TKK Pengarang
6. TKK Pembaca
Tingkatan TKK
Tingkatan TKK dalam
Gerakan Pramuka dibagi menjadi tiga. Untuk mencapai tingkatan selanjutnya,
seorang Pramuka harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam Syarat Kecakapan
Khusus (SKK). Setiap tingkatan SKK yang lebih tinggi akan berbeda
persyaratannya dengan SKK yang memiliki tingkatan lebih rendah walaupun untuk
TKK yang sama.
Dari kiri ke kanan,
contoh TKK Pramuka Penegak: TKK Qori tingkat Purwa, TKK Pengamat tingkat Madya,
TKK PPPK tingkat Utama
Tiga tingkatan tersebut ialah:
1.
Purwa;
merupakan tingkatan terendah dalam TKK, berbentuk lingkaran.
2.
Madya;
merupakan tingkatan TKK tingkat menengah, berbentuk persegi.
3.
Utama;
merupakan tingkatan tertinggi TKK, berbentuk segi lima.
Yang membedakan TKK antar golongan peserta
didik ialah warna tepian TKK yang berbeda.
·
Tingkat
Pramuka Siaga berwarna hijau dan hanya memiliki satu bentuk yaitu segitiga
·
Tingkat
Pramuka Penggalang berwarna merah
·
Tingkat
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berwarna kuning
Beberapa TKK juga
menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi seorang peserta didik yang
akan melanjutkan ke tingkatan Pramuka Garuda sebagai tingkatan tertinggi dalam
golongannya.
N. Tanda Kecakapan Umum
TKU (Tanda
Kecakapan Umum) adalah bagian dari sistem tanda kecakapan dalam Gerakan Pramuka di
samping TKK (Tanda
Kecakapan Khusus).
Tanda Kecakapan Umum
diberikan setelah seorang anggota Gerakan Pramuka menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dalam
tingkatannya masing-masing.
Tanda
Kecakapan Umum hanya berlaku bagi anggota Pramuka
Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka
Penegak dan Pramuka
Pandega.
TKU tidak berlaku bagi sepertiPembina, Andalan dan anggota
dewasa lainnya.
Bentuk, tingkatan dan pemakaian
Pramuka Siaga
·
TKU Pramuka
Siaga terdiri
atas: TKU Siaga mula (satu susun), TKU Siaga bantu (dua susun) dan
TKU Siaga tata (tiga susun).
·
TKU
Pramuka Siaga dikenakan di lengan baju sebelah kiri.
Pramuka Penggalang
·
Berbentuk
seperti huruf “V” berwarna dasar merah dengan gambar
“bunga kelapa bertangkai tiga” berwarna putih.
·
TKU Pramuka Penggalang terdiri atas: TKU Penggalang
Ramu (satu
susun), TKU Penggalang Rakit (dua susun) dan TKU Penggalang
Terap (tiga
susun).
·
TKU
Pramuka Penggalang dikenakan di lengan baju sebelah kiri.
Pramuka Penegak
·
Berbentuk trapesium berwarna
dasar hijau dengan
gambar bintang, sepasang tunas kelapa dan tulisan “Bantara” atau “Laksana”
berwarna kuning.
·
TKU Pramuka
Penegak terdiri
atas TKU Penegak Bantara (bertuliskan “BANTARA” di bagian bawah
tunas kelapa) dan TKU Penegak
Laksana (bertuliskan
“LAKSANA” di bagian bawah tunas kelapa).
Pramuka Pandega
·
Berbentuk trapesium berwarna dasar hijau dengan
gambar bintang, sepasang tunas kelapa dan tulisan “Pandega” berwarna coklat.
·
Tingkatannya
hanya satu tingkatan.
PENGGALANG
Penggalang adalah sebuah
tingkatan dalam pramuka setelah siaga. Biasanya anggota pramuka tingkat
penggalang berusia dari 10-15 tahun.
Tingkatan dalam
Penggalang
Penggalang memiliki
beberapa tingkatan dalam golongannya, yaitu :
1.
Ramu
2.
Rakit
3.
Terap
4.
Penggalang
Garuda
Tingkatan Penggalang
juga memiliki Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kenaikan tingkat atau pendapatkan Tanda
Kecapakan Khusus TKK
Sistem Kelompok
Satuan Terpisah
Satuan terkecil dalam
Penggalang disebut regu. Setiap regu diketuai oleh seorang Pimpinan Regu
(PINRU)yang bertanggung jawab penuh atas regunya tersebut. Dalam Gugus depan
Penggalang yang dapat berisi lebih dari satu regu putra/putri, terdapat peserta
didik yang bertugas mengkoordinir regu-regu tersebut, peserta didik itu disebut
Pratama (untuk putra) atau Pratami (untuk putri).
Regu dalam penggalang
mempunyai nama-nama untuk mengidentifikasi regu tersebut. Nama Regu Putra
diambil dari nama binatang, misalnya harimau, kobra, elang, kalajengking, dan
sebagainya. Sedangkan nama regu putri diambil dari nama bunga, semisal anggrek,
anyelir, mawar, melati.
Kegiatan Pramuka
Dalam Kepramukaan terdapat banyak
kegiatan. Pada prinsipnya semua kegiatan yang sesuai dengan PDK dan MK adalah
kegiatan kepramukaan, akan tetapi terdapat kegiatan-kegiatan yang biasa bahkan
rutin dilakukan dalam kepramukaan.
Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka
- Jamboree On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara serentak. Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional dan internasional.
- Estafet Tunas Kelapa ETK, adalah kirab Pramuka secara estafet dengan membawa obor, Bendera Merah Putih dan Panji Kepramukaan yang dilaksanakan oleh Kwartir Daerah dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Pramuka. Estafet dimulai dari beberapa titik pemberangkatan dan berakhir di arena Upacara HUT tingkat Daerah. Petugas ETK biasanya dari Pramuka Penggalang, Pramuka penegak dan Pramuka Pandega.
- Perkemahan dan/atau upacara Hari Ulang Tahun Pramuka.
Kegiatan Pramuka Siaga
Pesta
Siaga adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga
diselenggarakan dalam dan/atau gabungan dari bentuk: Permainan Bersama
(kegiatan keterampilan kepramukaan yang dikemas), Pameran Siaga, Pasar Siaga
(simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh dengan permainan Pramuka
Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya, Karnaval, Perkemahan Satu Hari
(Persari).
Kegiatan Pramuka Penggalang
Ø Jambore
Jambore adalah pertemuan
Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh
kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore
Daerah, Jambore Nasional, Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.
Ø Lomba Tingkat
Lomba
Tingkat
(LT) adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan beregu atau
perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah ketrampilan. Lomba
tingkat dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Lomba tingkat
terdiri atas: LT-I (tingkat gugus depan), LT-II (tingkat Kwartir Ranting), LT-III
(tingkat Kwartir Cabang), LT-IV (tingkat Kwartir Daerah) dan LT-V (tingkat
Kwartir Nasional).
Ø Perkemahan Bhakti
Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan
Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada masyarakat yang biasanya
berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.
Ø Dianpinru
Gladian Pimpinan Regu
(Dianpinru adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu
Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin
Regu (Wapinru), yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan
kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau
kwartir cabang.
Ø Perkemahan
Perkemahan,
adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang diselenggarakan secara reguler untuk
mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan
Pelantikan Penggalang Baru, Perkemahan Kenaiakan Tingkat (dari Penggalang Ramu
ke Penggalang Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap), Perkemahan
Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan
hari libur, dan sejenisnya. perkemahan juga merupakan gerakan penghibur dan
pengetahuan bagi mereka yang tak pernah mengenal dunia luar. selain itu
perkemahan juga dapat dipakai oleh penggalang muhammadiyah yang sering disebut
HIZBUL WATHAN.
Ø Forum Penggalang
Forum Penggalang adalah
pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan
hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini
adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran
metode pemecahan masalah sebagai modal bagi para Pramuka Penggalang di masa
yang akan datang.
Ø Penjelajahan
Penjelajahan, adalah
pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan, dalam rangka
mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
Kegiatan Pramuka Penegak-Pandega
Ø Raimuna
Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan
Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan
Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna
Nasional. Kata Raimuna berasal dari bahasa suku Asli di wilayah Yapen Waropen-papua,
yang berasal dari kata Rai dan Muna yang artinya pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang
menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama.
Raimuna Nasional VIII yang diadakan
pada tahun 2003 merupakan Raimuna Nasional pertama yang diadakan diluar
“kebiasaan” , Raimuna Nasional VIII diadakan di Taman Candi
Prambanan-Yogyakarta , biasanya Raimuna Nasional diselenggarakan di BUPERTA
WILADATIKA – CIbubur-Jakarta. Untuk Raimuna Nasional yang akan
datang (Raimuna Nasional IX tahun 2008), akan dilaksanakan kembali di BUPER
WILADATIKA – Cibubur-Jakarta Timur .
Ø Gladian Pimpinan Satuan
Gladian Pimpinan Satuan, adalah
kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin
Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang bertujuan memberikan pengetahuan di
bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan,
kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat
menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.kwatir daerah suk ,kwatir
nasional…………….
Ø Perkemahan
Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk
mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan
Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan
hari libur, dan sejenisnya.
Ø Perkemahan Wirakarya
Perkemahan Wirakarya (PW), adalah
pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam
rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan
pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara
reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
Ø Perkemahan Bhakti
Perkemahan Bakti (Perti), adalah
pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam
rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan
pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam
bentuk bakti kepada masyarakat.
Ø PERAN SAKA (Perkemahan Antar Saka)
Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah
Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan
besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan
Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal
oleh dua Satuan Karya Pramuka.
Ø Pengembaraan
Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka
mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta,
kompas dan survival.
Ø Latihan Pengembangan Kepemimpinan
Latihan Pengembangan Kepemimpinan,
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan
mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam
mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi
pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
Ø PPDK
Pelatihan Pengelola Dewan Kerja
(PPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi
anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai
pengelolaan Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya
dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.
Ø Kursus Instruktur Muda
Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai
Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan
Bencana.
Ø Penataran, Seminar dan Lokakarya
Penataran, Seminar, dan Lokakarya,
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu
permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara
bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
Ø Sidang Paripurna
Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega untuk menyusun program kerja/kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.
Ø Musppanitera
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera
(Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di
wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan
bahan pada musyawarah kwartirnya.
Macam Perkemahan
Ada
beberapa macam perkemahan ditinjau dari beberapa hal:
a. Ditinjau
dari Lamanya Waktu, yaitu:
- Perkemahan Satu Hari. Yang termasuk dalam Perkemahan satu hari adalah Pesta Siaga
- Perkemahan Sabtu Malam Minggu (Persami)
- Perkemahan lebih dari tiga hari
b. Ditinjau
dari Tempat Pelaksanaannya, yaitu:
- Perkemahan Menetap
- Perkemahan Safari (Berpindah-pindah)
c. Ditinjau
dari Tujuannya, yaitu:
- Kemah Bakti. Seperti; Perkemahan Wirakarya (PW)
- Kemah Pelantikan. Seperti; Perkemahan Pelantikan Tamu Ambalan, Pelantikan Penggalang Ramu dan lain-lain
- Kemah Lomba. Seperti; Lomba Tingkat (LT)
- Kemah Rekreasi
- Kemah Jambore. Seperti; Jambore Ranting (tingkat Kwartir Ranting/Kecamatan), Jambore Cabang (tingkat Kwartir Cabang / Kabupaten/Kota, Jambore Daerah (tingkat Kwartir Daerah / Provinsi, Jambore Nasional (tingkat Kwartir Nasional / se-Indonesia).
- Kemah Riset/Penelitian
d. Ditinjau
berdasarkan jumlah pesertanya, yaitu:
- Perkemahan satu regu/sangga
- Perkemahan satu Pasukan/Ambalan/Racana
- Perkemahan tingkat Ranting/Cabang/Daerah/Nasional/Regional/Dunia.
e. Tambahan
Dalam berkemah kita perlu mencari
tempat yang baik dan ideal, yaitu:
- Tanahnya rata atau sedikit miring dan berumput dan terdapat pohon pelindung
- Dekat dengan sumber air
- Terjamin keamanannya
- Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari kampung dan jalan raya
- Tidak terlalu jauh dengan pasar, pos keamanan dan pos kesehatan
- Memiliki pemandangan menarik
Satuan Karya (Pramuka)
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan Pandega, dan para pemuda usia 14-25 tahun
dengan syarat khusus. Setiap Saka memiliki beberapa krida, dimana setiap Krida
mengkususkan pada sub bidang ilmu tertentu yang dipelajari dalam Satuan karya
tersebut. Setiap Krida memiliki SKK untuk TKK
Khusus saka yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu
di sebuah Saka.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki
kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bhakti Satuan Karya Pramuka (PERTISAKA)
yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka dan kegiatan yang dilaksanakan secara
bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut perkemahan antar saka (PERAN
SAKA) dimana dimungkinkan tiap saka mentranfer bidang keilmuan masing-masing.
Bagian terkecil dari saka disebut krida,
Satuan Karya Pramuka yang dulu ada 7,
pada saat ini satu lagi satuan karya pramuka yang dibentuk adalah satuan karya
pramuka Wira Kartika yang merupakan hasil kerja sama Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dengan Mabes TNI Angkatan Darat, sehingga satuan karya pramuka pada
saat ini ada 8
Saka Dirgantara
Satuan
Karya Pramuka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran
untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Ialah Satuan Karya yang
membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang
memiliki potensi kedirgantaraan atau memiliki landasan udara.
Pelatihan Pramuka Saka Dirgantara
umumnya memperbantukan para profesional di bidang kedirgantaraan, TNI AU pihak
perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di
sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Saka
Dirgantara meliputi 3 krida, yaitu:
1.
Krida
Olahraga Dirgantara (ORGIDA)
2.
Krida
Pengetahuan Dirgantara
3.
Krida
Jasa Kedirgantaraan
Krida
Olah Raga Dirgantara mempunyai 5 SKK, yaitu:
1.
Terbang
Bermotor
2.
Terbang
Layang
3.
Aeromodelling
4.
Terjun
Payung
5.
Layang
Gantung
Krida
Pengetahuan Dirgantara mempunyai 5 SKK, yaitu:
1.
Aerodinamika
2.
Pengaturan
Lalu Lintas Udara (PLLU)
3.
Meteorologi
4.
Fasilitas
Penerbangan
5.
Navigasi
Udara
Krida
Jasa Dirgantara mempunyai 4 SKK, yaitu:
1.
Teknik
Mesin Pesawat
2.
Komunikasi
3.
Aerial
Search And rescue
4.
Struktur
Pesawat
Saka Bhayangkara
Satuan Karya Pramuka
Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban
masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam
pembangunan nasional.Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kebhayangkaraan.
Saka
Bhayangkara ialah Satuan Karya terbesar dan paling berkembang di Indonesia.Saka
Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia,
tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam.Dalam pelatihan Saka
Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerjasama dengan pihak Kepolisian
Republik Indonesia dan terkadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran.
Biasanya Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI.
Saka Bhayangkara
meliputi 4 krida, yaitu :
1.
Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas)
- Krida Lalu Lintas (Lantas)
- Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
- Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
pada krida Pencegahan
dan Penanggulangan Bencana terdapat 4 sub krida :
- Subkrida PASKUD (Pasukan Berkuda)
- Subkrida PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
- Subkrida DAMKAR (Pemada Kebakaran)
- Subkrida SAR (Search And Rescue)
Pada
saat ini Krida saka bhayangkara yang memiliki sub krida PASKUD hanya di wilayah
Jakarta Timur, Tepatnya Ranting Pasar Rebo, Ciracas, dan Cipayung. terlahir
beberapa aswasada didalamnya, diantaranya : Riyan Pauzan(Ciracas), Dedi
Wahyudi(Pasar Rebo), dan Junaedi (Cipayung).
Saka Bahari
Satuan Karya Pramuka Bahari adalah wadah bagi
Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat
dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi
kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Ialah Satuan Karya yang membidangi
bidang Kelautan.
Pembinaan
Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL, Profesional di bidang Olahraga
Air, Departemen Pariwisata dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya
berada di wilayah yang memiliki potensi di bidang Bahari.
Saka Bahari meliputi
4 krida, yaitu :
1.
Krida Sumberdaya Bahari
- Krida Jasa Bahari
- Krida Wisata Bahari
- Krida Reksa Bahari
Saka Bhakti Husada
Satuan Karya Pramuka
(Saka) Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan
keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan
dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan. Saka Bakti Husada diresmikan
pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada
Tingkat Nasional. Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan
kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma
hidup sehat bagi semua anggota
Gerakan
Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di
gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan
jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan
sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan
peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan
menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya. Yang dapat menjadi
anggota Saka Bakti Husada adalah :
1) Pramuka penggalang, usia 14 tahun ke atas, yang sudah mencapai tingkat Penggalang Terap.
2) Pemuda berusia 16-23 tahun, dengan syarat khusus
3) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
4) Pamong Saka dan Instruktur tetap.
Saka Bakti Husada
meliputi 6 (enam) krida, yaitu :
1. Krida Bina Lingkungan Sehat
2. Krida Bina Keluarga Sehat
3. Krida Penanggulangan Penyakit
4. Krida Bina Gizi
5. Krida Bina Obat.
6. Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Krida Bina Lingkungan
Sehat, terdiri atas 5 (lima) SKK :
1. SKK Penyehatan Perumahan
2. SKK Penyehatan Makanan dan Minuman
3. SKK Pengamanan Pestisida
4. SKK Pengawasan Kualitas Air
5. SKK Penyehatan Air.
Krida Bina Keluarga
Sehat, terdiri atas 6 (enam) SKK :
1. SKK Kesehatan Ibu
2. SKK Kesehatan Anak
3. SKK Kesehatan Remaja
4. SKK Kesehatan Usia Lanjut
5. SKK Kesehatan Gigi dan Mulut
6. SKK Kesehatan Jiwa.
Krida Penanggulangan
Penyakit, mempunyai 8 (delapan) SKK :
1. SKK Penanggulangan Penyakit Malaria
2. SKK Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah
3. SKK Penanggulangan Penyakit Anjing Gila
4. SKK Penanggulangan Penyakit Diare
5. SKK Penanggulangan Penyakit TB. Paru
6. SKK Penanggulangan Penyakit Kecacingan
7. SKK Imunisasi
8. SKK Gawat Darurat.
9. SKK HIV / AIDS
Krida Bina Gizi,
mempunyai 5 (lima) SKK :
1. SKK Perencanaan Menu
2. SKK Dapur Umum Makanan/Darurat
3. SKK UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu
4. SKK Penyuluh Gizi
5. SKK Mengenal Keadaan Gizi.
Krida
Bina Obat, meliputi 5 (lima) SKK :
1. SKK Pemahaman Obat
2. SKK Taman Obat Keluarga
3. SKK Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif
4. SKK Bahan Berbahaya bagi Kesehatan
5. SKK Pembinaan Kosmetik
Krida
Bina PHBS, meliputi 5 ( lima ) SKK :
1. SKK Bina PHBS di Rumah
2. SKK Bina PHBS di Sekolah
3. SKK Bina PHBS di Tempat umum
4. SKK Bina PHBS di Instansi Pemerintah
5. SKK Bina PHBS di Tempat kerja
Hasil
yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bakti Husada adalah :
1. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman di bidang Kesehatan
2. Mampu dan mau menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat, khususnya mengenai :
a. kesehatan lingkungan
b. kesehatan keluarga
c. penaggulangan berbagai penyakit
d. gizi
e. manfaat dan bahaya obat.
3. Mampu memberikan latihan tentang kesehatan kepada para Pramuka di gugusdepan.
4. Dapat menjadi contoh hidup sehat bagi masyarakat di lingkungannya
5. Memiliki sikap dan perilaku hidup sehat yang lebih mantap.
Saka Kencana (Keluarga Berencana)
Satuan Karya Pramuka
Kencana adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan
keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana,
Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.
Pembinaan Saka Kencana berada di bawah
Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN).
Saka Kencana meliputi
4 krida, yaitu :
1.
Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi (KB dan KR)
- Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
- Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
- Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).
Saka Taruna Bumi
Satuan Karya Pramuka Taruna Bumi adalah wadah
bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan,
pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga
mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam
mendukung kegiatan pembangunan pertanian.
Pembinaan Saka Taruna
Bumi bekerjasama dengan Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, LIPI, dan
Lembaga Holtikultura.
Saka Tarunabumi
meliputi 5 krida, yaitu :
1.
Krida Pertanian dan Tanaman Pangan
- Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
- Krida Perikanan
- Krida Peternakan
- Krida Pertanian Tanaman Holtikultura.
Saka Wanabhakti
Satuan Karya Pramuka Wanabakti adalah wadah
bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata,
produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab terhadap
pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Pembinaan Saka
Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM
Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional terkait.
Saka Wanabakti
meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
1.
Krida Tata Wana
- Krida Reksa Wana
- Krida Bina Wana
- Krida Guna Wana.
Saka Wira Kartika
Satuan Karya Pramuka
Wira Kartika baru berupa Satuan Karya Rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir
tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan Peraturan bersama Kepala Staf Angkatan
Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007
tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan
pendidikan bela negara dan kepramukaan.
Pengoraganisasian
Saka binaan TNI AD ini, tidaklah jauh berbeda dengan Satuan Karya pada umumnya.
Namun Demikian Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk
dalam Satuan Krida antara Lain :
1.
Krida Survival
- Krida Pioner
- Krida Mountainering
- Krida Navigasi Darat
- Krida Bintal Juang